Rabu, 21 Februari 2018

Sikap yang Perlu Dijauhi untuk Menjadi Pemimpin






Saya sepakat dengan J Oswald Sanders dan John C Maxwell bahwa inti dari kepemimpinan adalah PENGARUH. Siapapun yang punya pengaruh dialah pemimpin, meski tidak menduduki jabatan tertentu. Bahkan boleh jadi seseorang yang jabatannya lebih rendah memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan orang yang jabatannya lebih tinggi dalam struktur organisasi, perusahaan, atau pemerintahan.

Leadership itu bisa dilatih dan disiapkan. Untuk itu, seseorang yang ingin benar-benar menjadi pemimpin atau memiliki pengaruh besar saat memimpin, bisa disiapkan sejak dini, mulai sekarang. Salah satu yang perlu disiapkan dan dilatih adalah sikap yang perlu dihindari oleh seorang pemimpin. Apa itu? Berikut paparannya.


Pertama, sikap perasaan tidak aman (insecurity). Perasaan tidak nyaman ini bisa tentang dirinya dan juga tentang orang-orang di sekitarnya. Perasaan tidak nyaman tentang dirinya biasanya muncul karena orang tersebut terbiasa "menghalalkan" segala cara untuk menduduki posisi yang sekarang diduduki.

Untuk membuang perasaan ini, Anda perlu berlatih untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai agama, etika, tatakrama, dan aturan yang berlaku. Bersainglah secara sehat tanpa harus melemahkan dan merendahkan siapapun. Namuh bersamaan dengan itu, buang perasaan "sok suci" dan sok hebat. Yakinlah selalu ada ruang improvement (perbaikan) dalam diri kita maupun di profesi dan pekerjaan yang kita tekuni.

Sementara perasaan tidak aman tentang orang-orang di sekitarnya biasanya muncul karena merasa ada orang yang ingin menyaingi. Perasaan ini membuat orang tersebut "mematikan" karier dan reputasi orang yang punya potensi "mengalahkannya." Orang semacam ini akhirnya sibuk menemukan cara bagaimana melemahkan orang-orang di sekitarnya.

Agar perasaan ini tidak muncul, latihlah diri Anda untuk terbiasa mendoakan orang lain bahkan orang yang membenci Anda sekalipun. Biasakan pula membantu orang lain, mensupport sahabat, memfasilitasi dan mempermudah urusan orang lain. Hidup Anda tidak hanya fokus pada diri Anda tetapi juga siap memunculkan orang lain. Apakah Anda Siap?


Kedua, sikap "baper" alias bawa perasaan. Berbagai keputusan yang dilakukan pimpinan tidak semua menyenangkan semua orang. Dalam kondisi ini, ada anggota tim yang "ngedumel" protes, bahkan mungkin melawan secara terang-terangan dengan pimpinan. Dalam kondisi seperti ini jangan baper, ngambek, atau emosional. Itu adalah dinamika kehidupan. Mau sikap ini menjauh dari Anda?Apabila Anda mau, latihlah mulai sekarang terbiasa mengambil keputusan berdasarkan data dan fakta. Biasakan mengambil keputusan-keputusan kecil yang membuat Anda tidak nyaman. Sering berpikir seperti seorang wartawan, NEWS, kependekan dari north, east, west, dan south, yang berarti Anda terbiasa melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Dengan kata lain, Anda terbiasa berpikir 360 derajat, semua arah, Anda pertimbangkan dengan saksama.

Tentu masih banyak sikap yang perlu Anda latih untuk dihindari. Namun, bila Anda bisa melatih dua sikap yang perlu dihindari tersebut agar menjauh dari Anda, Anda sudah punya modal untuk menjadi pemimpin yang benar-benar pemimpin. Pemimpin yang pengaruhnya semakin luas. Cobalah...


Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini

CEO Kubik Leadership





10 Kisah Cinta Romantis Dalam Islam

1. Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra.

Cinta Ali dan Fatimah luar biasa indah, terjaga kerahasiaanya dalam sikap, ekspresi, dan kata, hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam suatu pernikahan.

Konon saking rahasianya, setan saja tidak tahu menahu soal cinta di antara mereka. Subhanallah. Ali terpesona pada Fatimah sejak lama, disebabkan oleh kesantunan, ibadah, kecekatan kerja, dan paras putri kesayangan Rasulullah Saw. itu. Ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar ibn Khattab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya.

Namun kesabarannya berbuah manis,lamaran kedua orang sahabat yang tak diragukan lagi kesholehannya tersebut ternyata ditolak Rasulullah Saw. Akhirnya Ali memberanikan diri. Dan ternyata lamarannya kepada Fatimah yang hanya bermodal baju besi diterima.

Di sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya.

Sambil tersenyum Fathimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu”


 2. Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz, khalifah termasyhur dalam Bani Umayyah, suatu kali jatuh cinta pada seorang gadis, namun istrinya, Fatimah binti Abdul Malik tak pernah mengizinkannya menikah lagi.

Suatu saat dikisahkan bahwa Umar mengalami sakit akibat kelelahan dalam mengatur urusan pemerintahan. Fatimah pun datang membawa kejutan untuk menghibur suaminya. Ia menghadiahkan gadis yang telah lama dicintai Umar, begitu pun si gadis mencintai Umar.

Namun Umar malah berkata: “Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,” Umar memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta. Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain. Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya, “Umar, dulu kamu pernah mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?”

Umar bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, “Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam!”

 3. Abdurrahman ibn Abu Bakar

 Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq dan istrinya, Atika, amat saling mencintai satu sama lain sehingga Abu Bakar merasa khawatir dan pada akhirnya meminta Abdurrahman menceraikan istrinya karena takut cinta mereka berdua melalaikan dari jihad dan ibadah.

Abdurrahman pun menuruti perintah ayahnya, meski cintanya pada sang istri begitu besar. Namun tentu saja Abdurrahman tak pernah bisa melupakan istrinya. Berhari-hari ia larut dalam duka meski ia telah berusaha sebaik mungkin untuk tegar.

Perasaan Abdurrahman itu pun melahirkan syair cinta indah sepanjang masa:

Demi Allah, tidaklah aku melupakanmu
Walau mentari tak terbit meninggi
Dan tidaklah terurai air mata merpati itu
Kecuali berbagi hati Tak pernah kudapati orang sepertiku

Menceraikan orang seperti dia
Dan tidaklah orang seperti dia dithalaq karena dosanya
Dia berakhlaq mulia, beragama, dan bernabikan
Muhammad Berbudi pekerti tinggi, bersifat pemalu dan halus tutur katanya

Akhirnya hati sang ayah pun luluh. Mereka diizinkan untuk rujuk kembali. Abdurrahman pun membuktikan bahwa cintanya suci dan takkan mengorbankan ibadah dan jihadnya di jalan Allah. Terbukti ia syahid tak berapa lama kemudian.


4. Rasulullah Saw. dan Khadijah binti Khuwailid

Teladan dalam kisah cinta terbaik tentunya datang dari insan terbaik sepanjang masa: Rasulullah Saw. Cintanya kepada Khadijah tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal.

Alkisah ternyata Rasulullah telah memendam cintanya pada Khadijah sebelum mereka menikah. Saat sahabat Khadijah, Nafisah binti Muniyah, menanyakan kesedian Nabi Saw. untuk menikahi Khadijah, maka Beliau menjawab: “Bagaimana caranya?”

Ya, seolah-olah Beliau memang telah menantikannya sejak lama. Setahun setelah Khadijah meninggal, ada seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah Saw. Wanita ini bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar.” Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab, “Masih adakah orang lain setelah Khadijah?”

 Kalau saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah, maka pastilah Beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad Saw menikah dengan Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi Saw, Beliau tidak pernah dapat melupakan istri Beliau ini walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal.

 Masih banyak lagi bukti-bukti cinta dahsyat nan luar biasa islami Rasulullah Saw. kepada Khadijah. Subhanallah.


5. Rasulullah Saw. dan Aisyah

 Jika Rasulullah SAW ditanya siapa istri yang paling dicintainya, Rasul menjawab, ”Aisyah”.

Tapi ketika ditanya tentang cintanya pada Khadijah, beliau menjawab, “cinta itu Allah karuniakan kepadaku”.

Cinta Rasulullah pada keduanya berbeda, tapi keduanya lahir dari satu yang sama: pesona kematangan. Pesona Khadijah adalah pesona kematangan jiwa. Pesona ini melahirkan cinta sejati yang Allah kirimkan kepada jiwa Nabi Saw. Cinta ini pula yang masih menyertai nama Khadijah tatkala nama tersebut disebut-sebut setelah Khadijah tiada, sehingga Aisyah cemburu padanya.

 Sedangkan Aisyah adalah gabungan dari pesona kecantikan, kecerdasan, dan kematangan dini. Ummu Salamah berkata, “Rasul tidak dapat menahan diri jika bertemu dengan Aisyah.” Banyak kisah-kisah romantis yang menghiasi kehidupan Nabi Muhammad dan istrinya, Aisyah. Rasul pernah berlomba lari dengan Aisyah. Rasul pernah bermanja diri kepada Aisyah. Rasul memanggil Aisyah dengan panggilan kesayangan ‘Humaira’. Rasul pernah disisirkan rambutnya, dan masih banyak lagi kisah serupa tentang romantika suami-istri.


 6. Thalhah ibn ‘Ubaidillah

 Berikut ini kutipan kisah Thalhah ibn ‘Ubaidillah. Satu hari ia berbincang dengan ‘Aisyah, isteri sang Nabi, yang masih terhitung sepupunya. Rasulullah datang, dan wajah beliau pias tak suka. Dengan isyarat, beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam meminta ‘Aisyah masuk ke dalam bilik. Wajah Thalhah memerah. Ia undur diri bersama gumam dalam hati, “Beliau melarangku berbincang dengan ‘Aisyah. Tunggu saja, jika beliau telah diwafatkan Allah, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar ‘Aisyah.”

 Satu saat dibisikannya maksud itu pada seorang kawan, “Ya, akan kunikahi ‘Aisyah jika Nabi telah wafat.” Gumam hati dan ucapan Thalhah disambut wahyu. Allah menurunkan firmanNya kepada Sang Nabi dalam ayat kelimapuluhtiga surat Al Ahzab, “Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada isteri Nabi itu, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi isteri-isterinya sesudah wafatnya selama-lamanya.”

 Ketika ayat itu dibacakan padanya, Thalhah menangis. Ia lalu memerdekakan budaknya, menyumbangkan kesepuluh untanya untuk jalan Allah, dan menunaikan haji dengan berjalan kaki sebagai taubat dari ucapannya. Kelak, tetap dengan penuh cinta dinamainya putri kecil yang disayanginya dengan asma ‘Aisyah. ‘Aisyah binti Thalhah.

Wanita jelita yang kelak menjadi permata zamannya dengan kecantikan, kecerdasan, dan kecemerlangannya. Persis seperti ‘Aisyah binti Abi Bakr yang pernah dicintai Thalhah.


 7. Kisah cinta yang membawa surga

Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja’ bin Amr An-Nakha’i, ia berkata, “Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia sangat rajin dan taat. Suatu waktu dia berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha’.

 Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata cintanya pada si wanita cantik tak bertepuk sebelah tangan. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang untuk melamar gadis tersebut.

Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dojodohkan dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, ‘Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku.’

 Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, ‘Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu, sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar. Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobaranya.’

 Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, “Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu.”

Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. Tubuhnya mulai kurus karena menahan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya, Dia menangis dan mendo’akanya.

Suatu waktu dia tertidur di atas kuburannya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, “Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?” Dia menjawab, “Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan.”

 Pemuda itu bertanya, “Jika demikian, kemanakah kau menuju?” Dia jawab, “Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak.”

 Pemuda itu berkata, “Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu.” Dia jawab, “Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah SWT) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah.”

 Si pemuda bertanya, “Kapan aku bisa melihatmu?” Jawab si wanita: “Tak lama lagi kau akan datang melihat kami.” Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya, meninggal dunia.

 Hmm, sebuah kisah cinta yang agung dengan berdasarkan janji bertemu di surga. Luar biasa. AllahuAkbar.


 8. Ummu Sulaim dan Abu Thalhah

 Ummu Sulaim merupakan janda dari Malik bin Nadhir. Abu Thalhah yang memendam rasa cinta dan kagum akhirnya memutuskan untuk menikahi Ummu Sulaim tanpa banyak pertimbangan.

Namun di luar dugaan, jawaban Ummu Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kecewanya begitu menyesakkan dada, meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat,

 “Sesungguhnya saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau, wahai Abu Thalhah. Hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang muslimah. Maka tak pantas bagiku menikah denganmu.

Coba Anda tebak apa keinginan saya?” “Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan,” kata Abu Thalhah. “Sedikitpun saya tidak menginginkan dinar dan kenikmatan. Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam,” tukas Ummu Sualim tandas.

 “Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku?” tanya Abu Thalhah. “Tentu saja pembimbingmu adalah Rasululah sendiri,” tegas Ummu Sulaim.

 Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi menjumpai Rasulullah Saw. yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah Saw. berseru, “Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya.”

 Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikitpun tegiur oleh kenikmatan yang dia janjikan. Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi istri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim?

Hingga tanpa terasa di hadapan Rasulullah Saw. lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat, “Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya.”

 Menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah, sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya. Hingga Tsabit –seorang perawi hadits- meriwayatkan dari Anas, “Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya.”

Selanjutnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam.


 9. Kisah seorang pemuda yang menemukan apel

 Alkisah ada seorang pemuda yang ingin pergi menuntut ilmu. Di tengah perjalanan dia haus dan singgah sebentar di sungai yang airnya jernih. dia langsung mengambil air dan meminumnya. tak berapa lama kemudian dia melihat ada sebuah apel yang terbawa arus sungai, dia pun mengambilnya dan segera memakannya. setelah dia memakan segigit apel itu dia segera berkata “Astagfirullah” Dia merasa bersalah karena telah memakan apel milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu.

“Apel ini pasti punya pemiliknya, lancang sekali aku sudah memakannya. Aku harus menemui pemiliknya dan menebus apel ini”. Akhirnya dia menunda perjalanannya menuntut ilmu dan pergi menemui sang pemilik apel dengan menyusuri bantaran sungai untuk sampai kerumah pemilik apel.

Tak lama kemudian dia sudah sampai ke rumah pemilik apel. Dia melihat kebun apel yang apelnya tumbuh dengan lebat.

 “Assalamualaikum….” “Waalaikumsalam wr.wb.”. Jawab seorang lelaki tua dari dalam rumahnya. Pemuda itu dipersilahkan duduk dan dia pun langsung mengatakan segala sesuatunya tanpa ada yang ditambahi dan dikurangi. Bahwa dia telah lancang memakan apel yang terbawa arus sungai.  “Berapa harus kutebus harga apel ini agar kau ridha apel ini aku makan pak tua”. tanya pemuda itu.

 Lalu pak tua itu menjawab. “Tak usah kau bayar apel itu, tapi kau harus bekerja di kebunku selama 3 tahun tanpa dibayar, apakah kau mau?” Pemuda itu tampak berfikir, karena untuk segigit apel dia harus membayar dengan bekerja di rumah bapak itu selama tiga tahun dan itupun tanpa digaji, tapi hanya itu satu-satunya pilihan yang harus diambilnya agar bapak itu ridha apelnya ia makan.”

Baiklah pak, saya mau.” Alhasil pemuda itu bekerja di kebun sang pemilik apel tanpa dibayar. Hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun pun berlalu. Tak terasa sudah tiga tahun dia bekerja dikebun itu.

Dan hari terakhir dia ingin pamit kepada pemilik kebun. “Pak tua, sekarang waktuku bekerja di tempatmu sudah berakhir, apakah sekarang kau ridha kalau apelmu sudah aku makan?” Pak tua itu diam sejenak. “Belum.”

 Pemuda itu terhenyak. “Kenapa pak tua, bukankah aku sudah bekerja selama tiga tahun di kebunmu.” “Ya, tapi aku tetap tidak ridha jika kau belum melakukan satu permintaanku lagi.” “Apa itu pak tua?”

 “Kau harus menikahi putriku, apakah kau mau?” “Ya, aku mau.” jawab pemuda itu.

 Bapak tua itu mengatakan lebih lanjut. “Tapi, putriku buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kau mau?” Pemuda itu tampak berfikir, bagaimana tidak…dia akan menikahi gadis yang tidak pernah dikenalnya dan gadis itu cacat, dia buta, tuli, dan lumpuh. Bagaimana dia bisa berkomunikasi nantinya?

Tapi dia pun ingat kembali dengan segigit apel yang telah dimakannya. Dan dia pun menyetujui untuk menikah dengan anak pemilik kebun apel itu untuk mencari ridha atas apel yang sudah dimakannya.

 “Baiklah pak, aku mau.” Segera pernikahan pun dilaksanakan. Setelah ijab kabul sang pemuda itupun masuk kamar pengantin. Dia mengucapkan salam dan betapa kagetnya dia ketika dia mendengar salamnya dibalas dari dalam kamarnya.

Seketika itupun dia berlari mencari sang bapak pemilik apel yang sudah menjadi mertuanya. “Ayahanda…siapakah wanita yang ada didalam kamar pengantinku? Kenapa aku tidak menemukan istriku?”

 Pak tua itu tersenyum dan menjawab. “Masuklah nak, itu kamarmu dan yang di dalam sana adalah istimu.” Pemuda itu tampak bingung. “Tapi ayahanda, bukankah istriku buta, tuli tapi kenapa dia bisa mendengar salamku? Bukankah dia bisu tapi kenapa dia bisa menjawab salamku?”

 Pak tua itu tersenyum lagi dan menjelaskan. “Ya, memang dia buta, buta dari segala hal yang dilarang Allah. Dia tuli, tuli dari hal-hal yang tidak pantas didengarnya dan dilarang Allah. Dia memang bisu, bisu dari hal yang sifatnya sia-sia dan dilarang Allah, dan dia lumpuh, karena tidak bisa berjalan ke tempat-tempat yang maksiat.”

 Pemuda itu hanya terdiam dan mengucap lirih: “Subhanallah…..” Dan merekapun hidup berbahagia dengan cinta dari Allah.


 10. Zulaikha dan Yusuf As.

 Cinta Zulaikha kepada Yusuf As. konon begitu dalam hingga Zulaikha takut cintanya kepada Yusuf merusak cintanya kepada Allah Swt.

Berikut sedikit ulasan tentang cinta mereka Zulaikha adalah seorang puteri raja sebuah kerajaan di barat (Maghrib) negeri Mesir. Beliau seorang puteri yang cantik menarik. Beliau bermimpi bertemu seorang pemuda yang menarik rupa parasnya dengan peribadi yang amanah dan mulia.

Zulaikha pun jatuh hati padanya. Kemudian beliau bermimpi lagi bertemu dengannya tetapi tidak tahu namanya. Kali berikutnya beliau bermimpi lagi, lelaki tersebut memperkenalkannya sebagai Wazir kerajaan Mesir. Kecintaan dan kasih sayang Zulaikha kepada pemuda tersebut terus berputik menjadi rindu dan rawan sehingga beliau menolak semua pinangan putera raja yang lain. Setelah bapanya mengetahui isihati puterinya, bapanya pun mengatur risikan ke negeri Mesir sehingga mengasilkan majlis pernikahan dengan Wazir negri Mesir.

 Memandang Wazir tersebut atau al Aziz bagi kali pertama, hancur luluh dan kecewalah hati Zulaikha. Hatinya hampa dan amat terkejut, bukan wajah tersebut yang beliau temui di dalam mimpi dahulu. Bagaimanapun ada suara ghaib berbisik padanya: “Benar, ini bukan pujaan hati kamu. Tetapi hasrat kamu kepada kekasih kamu yang sebenarnya akan tercapai melaluinya. Janganlah kamu takut kepadanya. Mutiara kehormatan engkau sebagai perawan selamat bersama-sama dengannya.”

 Perlu diingat sejarah Mesir menyebut, Wazir diraja Mesir tersebut adalah seorang kasi, yang dikehendaki berkhidmat sepenuh masa kepada baginda raja. Oleh yang demikian Zulaikha terus bertekat untuk terus taat kepada suaminya kerana ia percaya ia selamat bersamnya. Demikian masa berlalu, sehingga suatu hari al-Aziz membawa pulang Yusuf a.s. yang dibelinya di pasar. Sekali lagi Zulaikha terkejut besar, itulah Yusuf a.s yang dikenalinya didalam mimpi. Tampan, menarik dan menawan. Sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Hammad dari Tsabit bin Anas memperjelasnya: “Yusuf dan ibunya telah diberi oleh Allah separuh kecantikan dunia.”

 Kisah Zulaikha dan Yusuf direkam di dalam Al Quran pada Surah Yusuf ayat 21 sampai 36 dan ayat 51. Selepas ayat tersebut Al Quran tidak menceritakan kelanjutan hubungan Zulaikha dengan Yusuf a.s. Namun Ibn Katsir di dalam Tafsir Surah Yusuf memetik bahwa Muhammad bin Ishak berkata bahawa kedudukan yang diberikan kepada Yusuf a.s oleh raja Mesir adalah kedudukan yang dulunya dimiliki oleh suami Zulaikha yang telah dipecat. Juga disebut-sebut bahwa Yusuf telah beristrikan Zulaikha sesudah suaminya meninggal dunia, dan diceritakan bahwa pada suatu ketika berkatalah Yusuf kepada Zulaikha setelah ia menjadi isterinya, “Tidakkah keadaan dan hubungan kita se¬karang ini lebih baik dari apa yang pernah engkau inginkan?”

 Zulaikha menjawab, “Janganlah engkau menyalahkan aku, hai kekasihku, aku sebagai wanita yang cantik, muda belia bersuamikan seorang pemuda yang berketerampilan dingin, menemuimu sebagai pemuda yang tampan, gagah perkasa bertubuh indah, apakah salah bila aku jatuh cinta kepadamu dan lupa akan kedudukanku sebagai wanita yang bersuami?”

 Dikisahkan bahwa Yusuf menikahi Zulaikha dalam keadaan gadis (perawan) dan dari perkawinan itu memperoleh dua orang putra: Ifraitsim bin Yusuf dan Misya bin Yusuf.


Semoga kisah-kisah ini dapat menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Aamiin YRA.

Kamis, 25 Desember 2014

Kura-kura vs Kelinci

Kita bisa belajar dari dari kisah kura-kura dan kelinci dibawah ini. Masing-masing mensykuri kelebihan yang mereka miliki dan ketika diwujudkan dalam kerjasama, hasilnya menjadi lebih bahkan sangat baik.

Dikisahkan seekor kelinci berlomba adu cepat dengan kura-kura. Singkat cerita lombapun dimulai. Ketika sudah merasa bisa meninggalkan kura-kura, sang kelinci bristirahat dan akhirnya tertidur. Bahkan ketika kura-kura berjalan melewatinya sang kelinci pun tak mengetahuinya. Jadilah kura-kura juara. Pada tahap ini berlaku filosofi alon-alon asal klakon , mampu mengalahkan orang yang santai dan berleha-leha.

Sang kelinci pensaran dan menantang lomba lagi. Kali ini dia berlari penuh semangat secepat ia mampu melakukannya. Dia fokus pada tujuan yang hendak dicapai yaitu finish. Strategi ini membuat kelinci menang. Hal ini membuktikan bersungguh sungguh, fokus dan penuh semangat akan mampu mengalahkan prinsip alon-alon tadi. Kali ini kura-kura yang menantang kelinci untuk berlomba kembali. Syaratnya, kura-kura yang menentukan rutenya. Awalnya kelinci lebih cepat, namun tiba-tia ia kehabisan akal ketika ia harus menyeberangi sungai. Maka kura-kura pun menang, karena ia mempergunakan dengan baik kemampuan dan kelebihan yang ia miliki. Jadi, kalau ingin bersaing dengan orang-orang yang bersungguh-sungguh, punya semangat, dan memilki tujuan yang jelas, maka kita harus mengenal baik apa yang menjadi kelebihan kita ( core competence) .

Sang kelinci sedih karena kalah lagi. Kura-kura menyapa, "Bagaimana kalau besok kita berlomba bersama. Bila di darat kau gendong aku dan bila di sungai aku menggendong engkau." Kelinci menyetujui. 

Hasilnya, mereka mampu mencapai finis lebih cepat dan sama2 menjadi juara. Itulah, kerja sama tim yang didukung oleh anggota tim yang memiliki gairah, semangat, dan fokus. Siapa memiliki core competence ia akan menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik, lebih cepat, dan lebih berkualitas. Insya Allah.

Begitu juga dengan kehidupan, Hendaknya kita selalu berkolaborasi untuk meraih tujuan sesuai ekpektasi yang telah ditetapkan.

Sabtu, 13 Desember 2014

Hari istimewa

Setiap harimu adalah hari istimewa

Sahabatku membuka laci tempat istrinya menyimpan
pakaian dalam dan membuka bungkusan berbahan sutra
"Ini, ......", dia berkata, "Bukan bungkusan yang
asing lagi". Dia membuka kotak itu dan memandang
pakaian dalam sutra serta kotaknya. "Istriku
mendapatkan ini ketika pertama kali kami pergi ke New
York, 8 atau 9 tahun yang lalu. Dia tidak pernah
mengeluarkan bungkusan ini. Karena menurut dia,
hanya akan digunakan untuk kesempatan yang istimewa.
Dia melangkah dekat tempat tidur dan meletakkan
bungkusan hadiah didekat pakaian yang dia pakai ketika
pergi ke pemakaman. Istrinya baru saja meninggal.

Dia menoleh padaku dan berkata :
"JANGAN PERNAH MENYIMPAN SESUATU UNTUK KESEMPATAN ISTIMEWA, SETIAP HARI DALAM HIDUPMU ADALAH KESEMPATAN YANG ISTIMEWA !"

Aku masih berpikir bahwa kata-kata itu akhirnya
mengubah hidupku. Sekarang aku lebih banyak membaca
dan mengurangi bersih-bersih. Aku duduk di sofa tanpa
khawatir tentang apapun. Aku meluangkan waktu lebih
banyak bersama keluargaku dan mengurangi waktu
bekerjaku. Aku mengerti bahwa kehidupan seharusnya
menjadi sumber pengalaman supaya bisa hidup, tidak
semata-mata supaya bisa survive (bertahan hidup) saja.

Aku tidak berlama-lama menyimpan sesuatu. Aku
menggunakan gelas-gelas kristal setiap hari. Aku akan
mengenakan pakaian baru untuk pergi ke Supermarket,
jika aku menyukainya. Aku tidak menyimpan parfum
specialku untuk kesempatan istimewa, aku
menggunakannya kemanapun aku menginginkannya.
Kata-kata "Suatu hari " dan Satu saat nanti
....."sudah lenyap dari kamusku. Jika dengan melihat,
mendengar dan melakukan sesuatu ternyata bisa menjadi
berharga, aku ingin melihat, mendengar atau
melakukannya sekarang.

Aku ingin tahu apa yang dilakukan oleh istri temanku
apabila dia tahu dia tidak akan ada di sana pagi
berikutnya, ini yang tak seorangpun mampu
mengatakannya. Aku berpikir, dia mungkin sedang
menelepon rekan-rekannya serta sahabat terdekatnya.
Barangkali juga dia menelpon teman lama untuk
berdamai atas perselisihan yang pernah mereka lakukan. Aku suka
berpikir bahwa dia mungkin pergi makan Martabak
Spesial, makanan favoritnya. Semua ini adalah hal-hal
kecil yang mungkin akan aku sesali jika tak aku
lakukan, jika aku tahu waktu sudah dekat.

Aku akan menyesalinya, karena aku tidak akan lebih
lama lagi melihat teman-teman yang akan aku temui,
juga surat-surat yang ingin aku tulis Suatu hari
nanti". Aku akan menyesal ! dan merasa sedih, karena
aku tidak sempat mengatakan betapa aku mencintai
orangtuaku, saudara-saudaraku dan teman2ku.

Sekarang, aku mencoba untuk tidak menunda atau
menyimpan apapun yang bisa membuatku tertawa dan
bisa membuatku menikmati hidup. Dan, setiap pagi, aku
berkata kepada diriku sendiri bahwa hari ini akan
menjadi hari istimewa. Setiap hari, setiap jam, setiap
menit, adalah istimewa.

Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting


AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI,
OLEH KARENA ITU AKU SELALU MENYUKAI APAPUN
YANG AKU DAPATKAN.

Kata-kata diatas merupakan wujud syukur.
Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting.
Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa
damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak
bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan
selalu merasa kurang dan tak bahagia.
Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Pertama :
Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita
inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah,
kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik.
Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi
berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi
oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta
pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita
ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus
memikirkannya.

Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita
hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas,
kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya
harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA"
dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang yang
"kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi
orang yang dapat menikmati apapun yang mereka
miliki.Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki
keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar
perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan
ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki.
Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang
Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan
nikmatnya hidup.Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-
sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar
Anda.

Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang
pengarang pernah mengatakan, ''Menikahlah dengan
orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang
Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa syukur.
Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang
mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal
sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat
seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria.
Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai
bersyukur.

Kedua:
Yang sering membuat kita tak bersyukur adalah
kecenderungan membanding-bandingk an diri kita
dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih
beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang
lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya
diri, dan lebih kaya dari kita.Rumput tetangga memang
sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan
sendiri.

Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit
jiwa.

Pasien pertama sedang duduk termenung sambil
menggumam, "Lulu, Lulu". Seorang pengunjung yang
keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang
ini.

Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya
ditolak oleh Lulu."
Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel
lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus
memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu,
Lulu". "Orang ini juga punya masalah dengan Lulu ?"
tanyanya keheranan.

Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya
menikah dengan Lulu".
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati
apa yang kita miliki.

Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang
tertinggi.
Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita
mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut
karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia.
Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, "Saya
mempunyai dua anak laki-laki.

Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup
ditanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat
bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya.
Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan
berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak
pertama saya di surga".
Bersyukurlah !

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala
sesuatu yang kamu inginkan.
Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena
itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah
kamu tumbuh.

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu
memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu
akan membangun kekuatan dan karaktermu.
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan
mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu
telah membuat suatu perbedaan.

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang
baik. Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka
yang juga bersyukur akan masa surut. Rasa syukur dapat
mengubah hal yang negatif menjadi positif.Temukan cara
bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan
menjadi berkah bagimu.

Imam Abu Hanifah dan Nasehat Anak Kecil

Numan bin Tsabit atau yang biasa kita kenal dengan Abu
Hanifah, atau popular disebut Imam Hanafi, pernah
berpapasan dan terserempet dengan anak kecil yang
berjalan mengenakan sepatu kayu.

Sang imam berkata, "Hati-hati nak dengan sepatu kayumu
itu.. Jangan sampai kau tergelincir."

Anak kecil ini pun tersenyum dan mengucapkan terima
kasih atas perhatian Abu Hanifah.

"Bolehkah saya tahu namamu, tuan?" tanya si anak kecil.
"Nu'man namaku," jawab sang imam.

"Jadi, tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar Al-
Imam Al-A'zhom (Imam Agung) itu..?" tanya si anak kecil.

"Bukan aku yang memberi gelar itu, masyarakatlah yang
berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku."

"Wahai Imam, hati-hati dengan gelar mu itu. Jangan
sampai tuan tergelincir ke neraka krn gelar."

"Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkan aku di
dunia. Tapi gelar mu itu dapat menjerumuskan mu ke
dalam api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan
menyertainya."

Ulama besar yang diikuti banyak umat Islam itu pun
tersungkur menangis. Imam Abu Hanifah (Hanafi)
bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah
seorang anak kecil.

Betapa banyak manusia tertipu karena pangkat,
kedudukan, jabatan. Jangan kita jadikan gelar di dunia
untuk keangkuhan.

Ya Karim!
Semoga kita menjadi orang yang lebih bertanggung jawab
lagi.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Filsafat Tikus Dapat Membunuh Singa

Didalam sebuah hutan, hiduplah seekor tikus ahli filsafat. Ia mengetahui satu hal yang tidak pernah diketahui hewan-hewan lain.. Ia yakin bahwa gelisah bisa membunuh seseorang. Sebab, gelisah bisa membunuh kebahagiaan, memadamkan kilauan cahaya dan menghilangkan kenyamanan. Selain itu, kegelisahan juga bisa menghancurkan akal, hati dan fisik.
Pada suatu hari, ia ingin mengajari teman-teman dan anak-anaknya dengan pelajaran tersebut. Tetapi sang tikus tidak ingin pelajarannya sekadar didengar dan dihafal saja. Ia ingin pelajaran itu dipraktekkan dan tertanam dalam sanubari. Ketika sedang berceramah dihadapan hewan-hewan tersebut, tiba-tiba muncullah seekor singa. Tikus sang filosof kemudian berkata, "Tuan singa, aku hendak mengatakan sesuatu. Aku berharap engkau mau memberikan jaminan keamanan kepadaku." Sang singa menjawab, "Aku menjamin keamananmu, wahai tikus yang pemberani."
Tikus kemudian berkata, "Dihadapan semua hewan- hewan ini, aku hendak menyatakan bahwa aku mampu membunuhmu jika engkau memberiku waktu selama sebulan penuh. Seluruh penghuni hutan ini akan melihat hal itu." Mendengar hal itu, sang singa langsung tertawa. Dengan nada mengejek, dia berkata, "Engkau mau membunuhku?" "Benar", jawab filosof tikus mantap dan percaya diri. "Aku setuju. Tetapi jika engkau tidak bisa melakukannya, engkau akan kupancung didepan semua hewan. Waktunya sebulan mulai dari sekarang." "Baik, aku setuju."
Sepuluh hari telah berlalu dan singa sama sekali tidak pernah memikirkan ancaman tikus tersebut. Akan tetapi, beberapa hari kemudian, terbersit dalam hatinya, "Apa yang sebenarnya hendak dilakukan oleh tikus itu? Kenapa ia kelihatan begitu meyakinkan? Bagaimana kalau ancaman itu benar-benar terjadi?" Beberapa saat kemudian ia tertawa jungkir balik sambil berkata, "Bagaimana mungkin si tikus mampu membunuhku sedangkan aku punya anak-anak yang akan membelaku? Walaupun ia mengerahkan seluruh tikus yang ada sekalipun, tidak mungkin bisa membunuhku."
Beberapa hari kemudian, bisikan tersebut kembali hadir dalam benaknya. Untuk kali ini, ia merasakan bahwa bisikan tersebut terasa lebih kuat dari sebelumnya. Waktu terus berjalan dan batas waktu yang ditentukan hampir berakhir. Sementara itu, sang tikus tidak datang untuk mencabut pernyataannya ataupun menyerah. Justru, filosof tikus malah terus mengumumkan ancamannya ke seluruh penghuni hutan. Melihat kenyataan tersebut, sang singa terus berpikir, "Apakah filosof tikus mempunyai senjata yang ampuh atau telah mengumpulkan kekuatan yang luar biasa, atau membuat jebakan yang mematikan?" Hari demi hari berganti dan pikiran-pikiran tersebut selalu muncul hingga membuat singa tidak doyan makan dan minum. Dia selalu memikirkan nasib dan akhir yang begitu mengerikan, seperti ancaman tikus tersebut.
Sebelum hari yang ditentukan tiba, tepatnya pada pagi hari yang keduapuluh lima , hewan-hewan menemukan singa tersebut telah mati didalam kandangnya. Dia telah terbunuh oleh perasaan was-was dan ketakutan. Daging dan lemaknya telah terbakar oleh kesedihan yang ia rasakan, padahal sang tikus tidak pernah melakukan tipu muslihat atau merancang persengkongkolan apapun. Ia hanya mengetahui sebuah rahasia, bahwa menunggu musibah, memperkirakan bencana dan was-was terhadap sebuah tragedi adalah senjata ampuh yang bisa membunuh jagoan pemberani ataupun sang perkasa yang tidak punya rasa takut. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu. Kebanyakan orang tidak pernah menghiraukan hari- hari yang dijalaninya, karena sibuk untuk masa depan. Cita-cita telah membuatnya lupa manisnya kehidupan yang sedang dia jalani. Yang ada hanyalah ketakutan akan masa depan. Mereka selalu resah dengan hari- hari yang akan datang.
Mereka selalu berpikir bagaimana seandainya kehilangan pekerjaan? Bagaimana dia akan memberi makan anak-anak? Apa yang akan dia katakan kepada teman-teman? Serta bagaimana nasibnya kemudian? Kalau kegelisahan mengenai hal-hal tersebut mampu diatasi, dia akan memikirkan hal-hal lain. Bagaimana seandainya dia menderita sakit, buta atau kaki buntung? Bagaimana bentuk tubuhnya nanti? Bagaimana dia akan menanggung semua itu? Yang ada didalam kepala hanyalah musibah dan musibah. Barangkali, mobil yang dinaiki akan mengalami kecelakaan, barangkali pesawat yang ditumpangi akan jatuh, barangkali kapal yang ia naiki akan tenggelam dan barangkali saja bangunan tempat dia tinggal akan runtuh. Dia pun takut kalau sampai hal-hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi. Orang seperti ini akan menjadi mangsa empuk serigala buas bernama kegelisahan dan makanan lezat hantu bernama kesedihan......