Minggu, 08 Juli 2012

Cokro Manggilingan

Cokro Manggilingan

“Cokro Manggilingan” sebuah filsafat Jawa yang sangat dalam maknanya. untuk mencapai ketentraman lahir dan batin. Secara fisik, Cokro (cakra) itu merupakan sebentuk lempengan bulat bergerigi dan tajam seperti ujung pada panah para Pandhawa atau juga kelengkapan senjata tokoh wayang raja Darawati “Sri Bathara Kresna”. Sementara Manggilingan itu sendiri bermakna berputar atau perputaran. Cokro Manggilingan ini menganalisa siklus hidup manusia, perputaran masa, serta peralihan nasib manusia yang sangat sulit diprediksi.

Hidup ini laksana Cokro yang berputar. Ia akan terus berputar dan hanya akan terhenti apabila ada kehendak dari Tuhan Sang Pencipta. Terkadang kita akan berada di bawah sehingga harus bersabar dan tawakal. Tapi percayalah, pada saat yang tepat dengan usaha dan doa, bisa naik ke tengah atau samping. Perputaran waktu dan nasib juga memungkinkan orang yang berada di tengah dapat naik ke puncak. Akan tetapi, waspadalah bila sudah di puncak, manusia setelah mendapat “lebih” sering kali lupa diri, “aku” nya makin tinggi. Jangan sekali-kali merasa kuasa hingga lupa diri dan takabur. Itu sebabnya para pinisepuh yang bijak menambahkan nasehat: aja sok adigang-adigung-adiguna. Singkatnya: jangan sok, mentang- mentang berkuasa lalu berbuat semaunya, lebih-lebih mematikan rasa. Bila rasa dinihilkan, muncul sikap sok berkuasa, dan akhirnya lahir tingkah laku yang tidak terkontrol (pethakilan). Kalau sudah sampai taraf pethakilan, tinggal tunggu waktu kapan dirinya terjerembab oleh tingkahnya sendiri.

Sama dengan air sebagai bagian dari unsur makrokosmos, ia akan selalu mengalir dan berputar. Lalu turun lagi ke bumi, mengalir kembali ke laut. Tidak mudah bagi air untuk mengalir ke laut. Bisa saja mengalir pelan bahkan dibendung dalam jangka waktu yang lama. Air juga dikonsumsi oleh manusia dalam sebuah rotasi organis yang alamiah. Air adalah symbol kehidupan dan salah satu lambang dari Cokro Manggilingan.

Sumber : buku Filsafat Jawa

Kisah Penuh Hikmah dari Penjaga Kebun Delima

Dikisahkan, ada seorang mantan budak kurus yang dimerdekakan oleh tuannya. Namanya Mubarak. Setelah merdeka, dia bekerja pada seorang pemiliki kebun sebagai buruh. Suatu hari, sang tuan mengunjungi kebunnya bersama dengan beberapa sahabtnya. Dipanggillah Mubarak, "petikkan kami beberapa buah delima yang manis!," pintanya.
Bergegaslah Mubarak melaksanakan perintah sang tuan. Dia memetik beberapa buah delima dan diserahkannya kepada sang majikan dan beberapa sahabatnya tadi.
Namun, ketika majikannya mencicipi delima yang dipetik Mubarak, tak satupun ada yang manis. Semuanya masam. Sang majikan marah dan menanyai mubarak, "apa kamu tak bisa membedakan delima yang manis dan yang masam?"
"Selama ini Anda tak pernah mengizinkan saya makan barang sebuahpun, bagaimana saya bisa membedakan yang delima yang manis dan yang masam?," jawab Mubarak.
Sang tuan merasa kaget dan tak percaya, bertahun-tahun bekerja di kebun itu, tapi Mubarak tak pernah makan satu buahpun. Maka ia menanyakan hal itu kepada tetangga-tetangganya. Mereka semua menjawab, Mubarak tak pernah makan delima barang sebuahpun.
Singkat cerita, selang beberapa hari, sang tuan datang menemui Mubarak untuk dimintai pendapatnya. "Aku hanya punya seorang anak perempuan, dengan siapa aku harus menikahkannya?"

Orang Yahudi menikahkan karena kekayaan . . .  Orang Nashrani menikahkan karena ketampanan . . .


Mubarak menjawab dengan tenang, "tuan, orang Yahudi menikahkan karena kekayaan, orang Nashrani menikahkan karena ketampanan, orang  Jahiliyah menikahkan karena nasab kebangsawanan, sedangkan orang Islam menikahkan karena ketakwaan. Tuan termasuk golongan mana silahkan tuan menikahkan putri tuan dengan cara mereka!"
Orang  Jahiliyah menikahkan karena nasab kebangsawanan . . . Sedangkan orang Islam menikahkan karena ketakwaan.

Pemilik kebun itu berkata, "demi Allah, aku hanya akan menikahkan putriku atas dasar ketakwaan. Dan aku tidak mendapati laki-laki yang lebih bertakwa kepada Allah melebihi dirimu. Maka aku akan menikahkan putriku denganmu."
Subahanallah, Mubarak menjaga dirinya dari makan buah delima di kebun yang dia bekerja di sana karena belum pernah diizinkan oleh pemiliknya, namun akhirnya Allah anugerahkan kebun itu beserta pemiliknya kepadanya. Balasan memang sesuai dengan amal. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
Subahanallah, Mubarak menjaga dirinya dari makan buah delima di kebun yang dia bekerja di sana karena belum pernah diizinkan oleh pemiliknya, namun akhirnya Allah anugerahkan kebun itu beserta pemiliknya kepadanya.
Seorang Arab Badui menceritakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memegang tanganku kamudian mengajariku sebagian yang telah Allah ajarkan padanya. Beliau bersabda,
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهُ
"Sesunguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena rasa takut kepada Allah 'Azza wa Jalla melainkan Allah akan memberikan kepadamu yang lebih baik darinya. " (HR. Ahmad)

Maka dari rumah tangga yang dibina Mubarak atas dasar ketakwaan tadi, lahirlah seorang syaikhul Islam, ulama besar, muhaddits ternama, mujahid yang pemberani, seorang kaya yang dermawan; Abdullah Ibnul Mubarak rahimahullah. (PurWD/voa-islam)

Bagaimana Mungkin Hati Yang Tidak Pernah Mengenal Cinta, Dapat Mencari Apa Sebenarnya Cinta Itu?

Tinggal Bhok Cun Ki yang masih duduk dan berulang kali menghela napas panjang, ditemani Cu Sui ln. "Aihh, mengapa cinta selalu mendatangkan duka kepada manusia? Kita berdua menderita banyak kesengsaraan, terutama engkau, karena cinta. Sekarang anak kita, gadis yang masih bersih dari pada noda, terpaksa harus menderita pula karena cinta."

"Akan tetapi, biar dahulu menderita, sekarang aku menemui kebahagiaan. Akan tetapi bagaimana dengan anak kita Ci Hwa? Hemm, kalau tidak kau larang, sudah kubunuh pemuda yang berani menolak cintanya itu!"

Bhok Cun Ki tersenyum. Wanita yang sejak dahulu dicintanya ini, biarpun hidup sebagai puteri datuk dan selalu terbiasa dengan kekerasan, namun pada hakekatnya memiliki watak yang baik. Ia menganggap Ci Hwa sebagai puterinya sendiri.

“Hemmmm, cinta ......., apa sih sebenarnya cinta itu? Cinta membuat orang hari ini tertawa senang, besoknya menangis susah. Cinta mendatangkan cemburu, kemarahan, bahkan kebencian. Cinta, siapakah sebenarnya kamu dan apa sebenarnya perasaan yang selalu mempermainkan hati setiap orang manusia ini? Tidak perduli pria atau wanita, pintar atau bodoh, kaya atau miskin, semua menjadi permainan cinta dan setiap orang pernah atau akan menderita karena cinta!"

Ucapan Bhok Cun Ki yang seperti ditujukan kepada dirinya sendiri itu, membuat isterinya, Cu Sui In, ikut pula duduk termenung. Keduanya tenggelam ke dalam renungannya sendiri tentang cinta yang kalau diukur lebih dalam dari pada samudera dan lebih tinggi dari pada langit itu.

Renungan tentang cinta dilakukan orang sepanjang masa, sejak jaman nenek moyang kita dahulu sampai kini. Namun, adakah manusia yang pernah menemukan jawabnya yang tepat. Banyak memang pendapat orang tentang cinta, akan tetapi apakah pendapat itu sudah dapat membuat kita mengenal cinta? Kalau mendatangkan cemburu yang disusul kebencian dan permusuhan, apakah itu cinta? Kalau mendatangkan kesenangan disusul kesusahan, apakah itu cinta? Ingin memiliki dan dimiliki sendiri, itukah cinta? Menjadi pembangkit, penyalur dan pemuasan berahi, itukah cinta? Membela dengan mempertaruhkan nyawa, membunuh atau dibunuh seperti dalam perang membela tanah air, itukah cinta? Mengorbankan diri untuk anak cucu, itukah cinta? Ataukah cinta mencakup kesemuanya? Apakah cinta merupakan kebalikan dari benci? Apakah benar bahwa cemburu menjadi kembangnya cinta?

Kalau dilanjutkan, masih ada satu macam pertanyaan yang tak terjawab mengenai cinta. Bagaimana mungkin hati yang tidak pernah mengenal cinta, dapat mencari apa sebenarnya cinta itu? Hati akal pikiran ini hanya mampu menemukan sesuatu yang pernah dikenalnya, pernah dialaminya, dapat menemukan hal yang telah lalu.

Yang mendatangkan cemburu, mendatangkan suka dan duka, mendatangkan kebencian dan permusuhan, yang memuaskan berahi, yang membelenggu dalam ikatan, jelas bukanlah CINTA, melainkan nafsu. Nafsu selalu menimbulkan keinginan untuk mendapatkan kesenangan dan menjauhi ketidak-senangan. Nafsu selalu mempermainkan manusia, mengombang-ambingkan manusia antara suka dan duka, puas dan kecewa.

Nafsu membuat kita mencinta seseorang karena daya tarik yang khas, yang sesuai dengan keinginan nafsu. Kita mencinta orang karena kecantikannya atau ketampanannya, karena kekayaannya, kedudukannya, kepintarannya dan sebagainya. Kalau yang menjadi daya tarik itu sudah luntur, maka cinta kitapun ikut luntur karena ikatan itu mengendur. Cinta yang didorong nafsu membuat kita ingin memiliki sendiri yang kita cinta, baik itu berupa benda, binatang peliharaan, tanaman, atau orang. Kalau ini dilanggar, kita cemburu, kita marah, kita benci. Kalau kita berhasil memiliki, timbullah rangkaian yang mendatangkan penderitaan pula.

Memiliki berarti menjaga dan kehilangan! Memiliki dapat menimbulkan kebosanan. Cantik dan indah hanya terasa sebelum didapatkan, atau paling banyak terasa untuk jangka waktu yang pendek saja. Sesudah itu, cantik dan indah mulai luntur kalau tidak membosankan malah. Betapa banyaknya pasangan yang cantik dan tampan cekcok atau bercerai. Betapa banyaknya pasangan yang kaya raya, tidak cocok dan menderita.

Cinta yang kita puja-puja pada umumnya hanyalah permainan nafsu belaka. Cinta kita berpamrih seperti menjadi sifat nafsu, dan permainan nafsu tak dapat tiada menyeret kita ke dalam permainan suka duka, yang lebih banyak dukanya dari pada sukanya. Kita mencinta untuk mendapatkan sesuatu. Cinta kita merupakan cinta jual-beli dan setiap jual-beli selalu mendambakan keuntungan.

Selama nafsu pamrih masih ada, cinta tidak akan ada. Kalau nafsu dan pamrih sudah tidak ada, apakah cinta akan ada? Tak dapat kita mengharapkan cinta, tidak dapat kita mengundang cinta. Cinta akan datang menghampiri kita seperti air suci mengisi cawan yang sudah kosong dan bersih!

[ Dikutip dari cersil: Asmara Pedang ]

Kain Batik & Kain Kafan

Sebuah toko kain yang sangat terkenal mendapat pesanan kain BATIK dan kain KAFAN pada hari yang sama. Kain BATIK telah dipesan oleh seorang pejabat negara dan kain KAFAN yang telah dipesan oleh keluarga seorang alim ulama yang soleh dan menjadi teladan untuk masyarakat. Sebelum kain-kain tersebut dibawa oleh pemesannya, terjadilah percakapan antara kain KAFAN dan kain BATIK………….

BATIK: “Hey….kain mayit. Selamat tinggal ya?! Sebentar lagi kamu mau masuk ke kubur. Ha…ha….ha….”

KAFAN: “Ya….terimaksih saudaraku sudah memberikan selamat untukku.”

BATIK: “Kasihan banget ya nasibmu. Kain murahan, dipakein buat bangkai manusia pula. Aku dong nih kain mahal, ada coraknya, bisa dibanggain sama yang make, apalagi jadi rebutan INDONESIA sama MALAYSIA. Ha….ha…ha….”

KAFAN: “Aku bangga kok biarpun cuma jadi kain KAFAN…”

BATIK: “Apanya yang bisa dibanggain??? Sebentar lagi kamu naik keranda menuju kubur yang gelap. Sedangkan aku akan naik mobil mewah dan menuju ke hotel berbintang tempat resepsi pernikahan. Aku akan dilihat artis, pejabat-pejabat tinggi dan orang-orang hebat lainnya…..”

KAFAN: “Tidak apa-apa aku naik keranda. Aku bahagia karena dalam perjalananku orang-orang akan melafalkan tasbih,tahmid,tahlil,takbir serta do’a yang akan membuat jenazah yang memakaiku nyaman dalam keranda. Aku juga akan bertemu malaikat penjaga kubur. Aku siap menjadi saksi saat manusia soleh yang mengenakanku ditanya oleh malaikat”

BATIK: “Ha…ha….kamu akan masuk tanah membungkusi bangkai manusia lalu akan dikerumunin cacing-cacing….”

KAFAN: “Tidak apa-apa, aku merasa lebih beruntung dari kamu. Aku tidak akan merasakan sakitnya dijahit, tidak akan pernah merasakan betapa tersiksanya di dalam mesin cuci dikucek-kucek, diperes. Tidak sampai di situ penderitaanmu. Kamu akan dipanggang di bawah terik matahari, setelah kering kamu akan dihaluskan dengan setrika…”

BATIK: (masih ngeyel dan sombong) “Pepatah mengatakan bersakit sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Setelah penderitaan yang kamu sebutkan tadi aku akan jadi busana yang bisa membuat orang terkagum kagum. Sedang kamu akan ditelan BUMI bersama bangkai manusia. Selain itu aku tidak akan pernah masuk kubur. Soalnya belum denger tuh orang mati pake BATIK……”

KAFAN: “Kamu lupa saudaraku??? Bahwa manusia cepat sekali bosan. Entah 2 bulan,6 bulan atau 1 tahun. Kamu akan dicampakkan oleh manusia. Setelah warnamu pudar atau jahitanmu sobek. Kamu hanya akan menjadi sampah yang berada di antara tumpukkan sampah yang baunya busuk dan dibakar. Atau tidak jarang juga manusia menggunakanmu untuk membersihkan kotoran.”

BATIK: “Arrrrrrrrrgggghhhhhhhhhh……diam jangan bicara lagi!!!!!!!!!!!!!”


Sahabat
Janganlah sombong dengan kecantikan fisik dan limpahan materi.
Kita tidak berhak merendahkan orang lain.
Bahwa Tuhan tidak melihat manusia berdasar fisik dan kekayaan,
Tapi amal kebaikan dan manfaat kita untuk orang lain.
Dan jadilah manusia yang berguna untuk orang lain dalam hal kebaikan.


Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi:
“Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Oleh karena itu, barang siapa mengambilnya dari-Ku berperilaku dengan salah satu dari keduanya, maka Aku akan mencampakkannya ke neraka. (HR. Abu Dawwud dari Abu Hurairah ra).

sumber : kisah penuh hikmah

Perbuatan Baik Adalah Perbuatan Yang Membuat Senang, Untung, Bahagia Orang Lain Tanpa Merugikan Orang Yg Lain Lagi!

"Kami berdua adalah sahabat-sahabat baik si hwesio tua. Pinto (aku) disebut Tee Kui Lojin (Si Tua Setan Bumi) dan saudaraku ini Thian Kui Lojin (Si Tua Setan Langit). Karena sudah lama tidak berjumpa dengan Pek Hong San-jin, malam ini kami datang berkunjung, siapa tahu dia seenaknya meninggalkan kami untuk bersenang-senang! Ha-ha-ha! Si Tua yang licik, meninggalkan kami disarang kepalsuan dan kesengsaraan ini!"

Tiong Li mengerutkan alisnya.

"Maaf, lo-cian-pwe. Saya kira siapa ji-wi ini tidak sepantasnya. Saya sedang menangis, berduka dan berkabung, akan tetapi jiwi datang bersenang dan tertawa-tawa. Dan ji-wi masih mengaku sebagai sahabat-sahabat baik suhu!"

"Ha-ha ha-ha!" Tee Kui Lojin tertawa geli seolah ucapan pemuda itu terdengar lucu sekali. "Kami memang sahabat baik dan kami amat menghormati dan sayang kepada si hwesio tua."

"Lebih tidak masuk diakal lagi !" bantah Tiong Li. "Kalau ji-wi menghormati dan sayang kepada suhu, mengapa tertawa melihat kematiannya?"

"Ha-ha, anak muda. Justeru karena kami sayang kepada suhumu, maka kami bersenang-senang melihat dia meninggalkan dunia.."

"Tidak masuk akal!" bantah Tiong li. "Bagaimana mungkin orang dapat bersenang-senang di tinggal mati orang yang disayangnya ? Saya menyayang suhu, dan ketika suhu meninggal saya merasa berduka sekali ! "

"Hemm, orang muda, engkau murid Pek Hong San-jin? Kenapa begini bodoh!"

Sekarang si jangkung Thian Kui Lojin berkata, mencela.

"Kenapa pandanganmu masih sepicik itu? Sekarang aku hendak bertanya kepadamu, kalau engkau memang sayang kepada suhumu, mengapa setelah dia mati engkau tangisi dia. Mengapa?"

"Tentu seja, lo-cian-pwe, saya kehilangan suhu yang saya sayang dan mati. "

"Hemm, jadi engkau menangisi dirimu sendiri, ya? Engkau menangis karna merasa kasihan kepada dirimu sendiri yang ditinggalkan orang yang kau sayang ? Berarti engkau sama sekali tidak menangisi gurumu ! Dan pula, mengapa kematian ditangisi? Kita tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya dengan suhumu, kenapa ditangisi? Yang jelas sekali, dia telah terbebas dari siksa hidup, dari penyakit, dari permusuhan, dari kepalsuan dan segala macam kemunafikan dunia.. Kenapa ditangisi? "

Tiong Li terbelalak dan dia merasa malu kepada diri sendiri. Tentu saja suhunya pernah bicara tentang kematian ini, dan diapun kini manyadari båhwa dia tadi menangis karena duka mengingat akan keadaan dirinya sendiri, sama sekali--bukan menangisi gurunya!. Bagaimana dia dapat menangisi nasib gurunya kalau dia tidak tahu apa yang dialami gurunya setelah kematiannya?

"Saya menangisi suhu, menangisi kematiannya yang amat menyedihkan. Dia tewas karena dibunuh oleh dua orang jahat. Apakah hal itu tidak menyedihkan?" bantahnya untuk memberi alasan tangisnya tadi.

Api masih berkobar-kobar membakar pondok dan Jenazah yang berada di dalamnya.

Kini Tee Kui Lojin yang bicara "Ha ha, kau berduka karena permainan pikiran dan perasaanmu sendiri. Kematian itu sudah merupakan garis yang tidak dapat diuboh oleh siapaun juga. Kalau saat kematian sudah tiba, biar engkau bersembunyi dilubang semut, maut akan tetap datang menjemput. Sebaliknya kalau saat kematian belum mestinya tiba, biar engkau diancam seribu ujung tombak, engkau akan tetap dapat mengelak. Kematian gurumu sudah garis, tidak dapat dielakkan lagi, seperti kematian yang datang pada setiap orang hidup di dunia ini . Adapun cara kematian itu yang merupakan penyebab kematian adalah buah karma. Roda karma pasti datang berputar dan pada saatnya akibat akan menyusul sebabnya. Usaha kita satu-satunya untuk menanam karma baik hanyalah dengan perbuatan baik yang tanpa pamrih."

"Perbuatan yang baik itu yang bagaimana, lo-cian-pwe?"

Tiong Li memancing karena dia tertarik sekali. Dari mendiang suhunya diapun sudah banyak mendapatkan wejangan tentang ini, akan tetapi cara mengungkapkan kedua orang kakek aneh ini agak berbeda walaupun intinya sama, maka dia ingin sekali mendengarnya.

"Ha-ha-ha, engkau anak yang cerdik, pantas untuk mendengar penjelasan tentang itu agar kelak tidak akan tersesat. Perbuatan baik itu adalah perbuatan yang bermanfaat dan mendatangkan kesenangan bagi orang lain. Ada perbuatan baik yang dilakukan dengan sengaja dan berpamrih. Perbuatan baik" seperti ini buahnya sudah langsung diterima sesuai dengan pamrihnya. Kesenangan atau pujian yang didapatkan karena perbuatan baik itu sudah menjadi buah yang langsung dipetik dan dinikmatinya sehingga sudah lunas. Akan tetapi perbuatan baik kedua adalah perbuatan yang tidak disengaja, bahkan tidak diketahuinya bahwa itu perbuatan baik, melainkan perbuatan yang timbul dari hati yang penuh belas kasih dan karena tidak disengaja atau diketahui bahwa perbuatan itu baik maka pelakunya tidak berpamrih dan tidak mengharapkan apapun. Nah, perbuatan seperti inilah yang masuk catatan karma dan mungkin buahnya diterima kemudian, cepat atau lambat. Perbuatan-perbuatan yang timbul dari hati penuh belas kasih inilah yang memupuk karma baik. Mengertilah engkau, eh, siapa namamu, orang muda?"

"Terima kasih atas semua penjelasan itu, lo-cian-pwe. Nama saya adalah Tan Tiong Li dan saya telah menjadi murid suhu semenjak saya berusia lima tahun, sudah sepuluh tahun ini."

[ Dikutip dari cersil: Mestika Golok Naga ]

Serahkan Segalanya Kpd-Nya Dg Penuh Kepasrahan. Amatilah Diri Tanpa Ingin Mengubah, Biarkan Tuhan Yg Menertibkan Segala Nafsu!

"Ha..ha..ha..ha, sepatutnya engkau bersyukur karena telah merasakan banyak kekecewaan dan kepahitan. Itulah pengalaman terbaik dalam kehidupan ini. Bagaikan orang berlayar di samudera, betapa akan menjemukan kalau lautan itu selalu tenang saja, tak pernah bergelombang. Justeru menempuh gelombang itulah yang membuat kita sadar bahwa kita ini hidup! Engkau harus berani menghadapinya dan mengatasinya. Jangan sembunyi dalam kecengengan. Manusia hidup matang dalam tempaan pengalaman hidup yang serba pahit. Orang akan menjadi besar oleh gemblengan kepahitan hidup, sebaliknya orang akan menjadi dungu dan malas oleh maboknya kemanisan hidup. Kesusahan dan keprihatinan membuat orang bijaksana, sebaliknya kesenangan dan kemakmuran membuat orang menjadi tumpul dan lengah."

Sin Wan menghela napas panjang. "Teecu mengerti apa yang suhu maksudkan. Akan tetapi, suhu, bagaimana teecu tidak akan bersedih? Antara teecu dan sumoi telah terjalin hubungan batin yang amat akrab, kami saling mencinta dan sekarang hubungan itu putus begitu saja. Teecu merasa seperti sehelai daun kering yang rontok, terjatuh ke dalam air, terbawa arus air tanpa daya .......”.

Kembali kakek itu tertawa bergelak. "Ha..ha..ha..ha, ucapanmu itu membikin malu guru-gurumu yang telah menggemblengmu, Sin Wan. Menjadi daun kering membusuk terbawa arus air sungai. Phuah! Pendekar macam apa ini? Berkeluh kesah, menangis .dan cengeng! Duka itu hanya permainan pikiran saja, Sin Wan. Pikiran yang sudah dicengkeram nafsu hanya memikirkan kesenangan bagi diri sendiri. Nafsu selalu mengejar kesenangan, selalu menjauhi ketidak senangan. Kesenangan itu tersembunyi di mana mana, kadang mengenakan jubah bersih, seperti musang berbulu ayam.

Nafsu mendorong kita untuk menonjolkan diri dan penonjolan diri inipun bukan lain hanyalah kesenangan. Kita menginginkan kekayaan, kedudukan, kepandaian, kemasyhuran melalui perbuatan baik atau melalui karya-karya mengagumkan, semua itupun menjadi tempat persembunyian kesenangan. Dan kalau pengejaran kesenangan itu gagal, maka datanglah kecewa, nelangsa dan iba diri yang membawa duka. Engkau merasakan kesenangan dalam hubungan kasihmu dengan sumoimu, merasakan kesenangan dalam hubungan baikmu dengan Bu Lee Ki si jembel tua itu. Ketika mereka memisahkan diri menjauhimu, engkau kehilangan kesenangan itu dan menjadi kecewa, iba diri dan berduka. Engkau menyiksa diri dan menjadi cengeng dan itu suatu perbuatan yang sama sekali keliru."

"Teecu mengerti, suhu. Akan tetapi, teecu tidak dapat membohongi diri sendiri. Hati teecu memang terasa nyeri dan perih, bagaimana teecu dapat melenyapkannya? Apakah teecu narus memaksa diri untuk menghilangkan duka ini yang amat menyiksa? Harus menekan perasaan dan melupakan semua kenangan lama?"

"Sin Wan, tidak ada hubungannya sama sekali antara peristiwa yang terjadi di luar diri dengan keadaan batin yang berduka. Peristiwa itu suatu kenyataan, suatu kejadian yang wajar saja sebagai akibat dari suatu sebab tertentu. Adapun duka di hati itu adalah karena ulah nafsu dalam pikiran sendiri. Suatu peristiwa terjadi. Titik. Apakah hal itu menimbulkan duka atau tidak, tergantung dari cara engkau menerima dan menghadapinya! Kalau engkau kini hendak berusaha melenyapkan duka itu, coba renungkan, siapakah engkau yang kini hendak menghilangkan duka? Bukankah itu juga engkau yang berduka sekarang ini? Keinginan untuk tidak berduka sama saja dengan si duka itu sendiri. Setelah melihat bahwa duka mendatangKan kesengsaraan, maka pikiran kini mencari jalan untuk melepaskan diri dari ketidak senangan itu, tentu saja agar menjadi senang! Engkau terseret dalam lingkaran setan kalau begitu, Sin Wan."

Pemuda itu tertegun. Bingung. "Lalu, apa yang harus teecu lakukan untuk menghilangkan duka ini, suhu?"

"Kalau engkau masih ingin mengubah keadaan, berarti engKau masih terseret dalam lingkungan itu. Yang ingin mengubah itu adalah si keadaan itu sendiri, masih dalam satu ruangan yang dikuasai nafsu. Kalau aku menjawab bahwa engkau jangan melakukan apa-apa, maka jangan melakukan apa-apa inipun masih sama saja, masih satu usaha untuk mengubah keadaan."

"Wah, teecu menjadi bingung, Suhu."

"Sin Wan, dahulu ketika ibumu meninggal dunia, engkau mengucapkan sebaris kalimat dari agama ibumu yang sampai sekarang masih teringat olehku. Kalimat itu berbunyi: Dari Allah kembali kepada Allah. Nah, kenapa engkau lupakan itu? Kenapa engkau tidak mengembalikan dan menyerahkan saja kepada Tuhan? Serahkan segalanya dengan penuh kepasrahan, penuh keikhlasan, penuh kesabaran. Dengan bekal penyerahan total dan mutlak ini, amatilah dirimu sendiri, amatilah duka dalam dirimu itu tanpa ingin mengubah, tanpa ingin menghilangkannya. Hanya kekuasaan Tuhan sajalah yang akan menertibkan semua bentuk nafsu yang menguasai dirimu."

Wajah Sin Wan berseri. "Terima kasih, suhu! Ya Allah. ya Tuhan, dengan adanya Tangan Tuhan yang membimbing, kenapa hamba melupakan ini dan menjadi lemah, cengeng dan putus asa? Terima kasih, suhu!". Dan pada saat itu, tidak ada sedikitpun bekas kedukaannya yang tadi. Memang, duka hanyalah sebuah kenangan belaka. Kalau tidak dikenang, tidak diingat, dukapun tidak ada!

[ Dikutip dari cersil Kho Ping Hoo ]

Jumat, 06 Juli 2012

Air pun Tahu Makna Kata-kata

Air adalah sumber kehidupan, bukan hanya manusia tetapi semua mahluk hidup membutuhkan air.

Air ciptaan Allah yang bukan benda hidup. Dengan demikian bagaimana air bisa memaknai kata-kata yang diucapkan manusia. Hal itu semua bisa di jelaskan secara ilmiah. Sebelumnya, pernahkah anda mendengar nama Dr. Masuro Emoto. Mungkin nama ini asing bagi kita. Yaa... Dr. Masuro Emoto seorang peneliti yang menemukan hal brilian dalam air. Kemudian penemuan itu dituangkan dalam buku yang berjudul “Hidden Message in The Water”.

Setelah melakukan pengamatan lebih dari dua puluh tahun, ia mengakui bahwa alam sekitar kita khususnya air merespon pikiran dan kata-kata yang kita ucapkan. Emoto menemukan bahwa Air menunjukkan fenomena makhluk hidup. Air memperlihatkan perilaku tertentu sesuai pesan yang diberikan. Pesan yang diungkapkan melalui tulisan, suara, medan elektromagnetik, musik, dan sebagainya, direspon oleh air. Respon itu diwujudkan melalui perubahan bentuk kristal air sesuai dengan makna pesan tersebut.

Dalam pengetesannya Emoto mengambil air beberapa gelas. Kemudian air di setiap gelas itu diberikan kata-kata positif, ternyata kristal air yang terbentuk sangat indah. Sebaliknya, jika kata-kata negatif diberikan kepada air tersebut, akan menghasilkan bentuk kristal yang buruk, cacat dan tidak sempunra. Contohnya: kata “terima kasih”, menghasilkan kristal air segi enam yang simetris dan indah. Sedangkan kata “engkau bodoh” yang diucapkan berulang-ulang pada air menghasilkan kristal yang rusak.

Begitupun dengan diri kita yang 80% terdiri dari cairan. Maka setiap kata-kata yang di ucapkan oleh diri kita baik positif atau negatif sangat mempengaruhi hidup kita. Maka dari itu gunakanlah kata-kata positif dalam keseharian kita yang membuat kita bersemangat, senang, membangun, kedamaian dan sehat. Dengan kata-kata positif yang kita ucapkan sehari-hari maka tubuh kita yang 80% terdiri dari cairan akan meresponnya dan efeknya sangat terasa dalam hidup ini bgitupun sebaliknya jika kata-kata negatif yang diucapkan maka efeknya menjadi negatif. Jadi biasakanlah untuk menggunakan kata-kata positif dalam berbicara. ref. dari berbagai sumber.

Gedung Tertinggi di Dunia

Saat ini banyak sekali gedung pencakar langit. Namun dari sekian banyak gedung pencakar langit yang ada di dunia, gedung manakah yang paling tinggi? Yaa... Burj Dubai Gedung tertinggi di dunia itu bernama Burj Dubai yang berada di negara UEA. Pembangunan Burj Dubai dimulai pada 2004 dan dilakukan hampir setiap hari dan selesai tahun 2008.

Gedung yang baru diresmikan pada 4 Januari 2010 oleh pemerintah UEA. Burj Dubai menawarkan kemewahan dan kemegahan untuk semua pengunjung bangunan tertinggi di dunia ini. Mulai dari perkantoran, apartemen sampai butik dan hotel mewah.

Burj Dubai menjulang lebih dari 800 meter dan memiliki lebih dari 160 lantai atau setara dengan enam kali tinggi Monas yang memiliki tinggi 132m. Burj Dubai menyediakan 900 apartemen dari lantai 19 sampai 108. Apartemen ini terdiri mulai dari yang mungil bertipe studio, sampai apartemen satu, dua, tiga dan 4 lantai.

Para penghuni apartemen akan dimanjakan dengan tempat fitness, kolam renang, jacuzzi, dan ruang rekreasi yang semuanya mewah. Masih ada lagi supermarket, ruangan untuk para penikmat tembakau, perpustakaan dan tentu saja vallet parking untuk 3.000 kendaraan. Sementara masih ada lagi klub kesehatan empat lantai yang juga terbuka untuk umum. Isinya ada gymnasium khusus perempuan, spa, dan kolam renang. Burj Dubai juga punya taman 11 hektar yang indah dengan 6 tempat air mancur, dua lapangan tenis, dan taman bermain anak-anak.

Untuk mereka yang singgah untuk berlibur, ada hotel milik Giorgio Armani. Hotel Armani memiliki 160 kamar di lantai 5 sampai 8, termasuk suite di lantai 38 dan 39. Hotel Armani dilengkapi butik yang memajang karya sang perancang, restoran mewah, galeri lukisan dan toko coklat. Selain itu masih ada pula 144 unit apartemen yang didesain langsung oleh sang perancang. Sangat mewah.

Jika datang untuk bekerja, Burj Dubai juga memiliki perkantoran yang mewah. Ada 37 lantai untuk perkantoran mulai dari lantai 123 ke atas. Perkantoran ini memiliki lift dari lantai dasar langsung menuju lobi khusus di lantai 123. Perkantoran ini menjanjikan koneksi internet 10 gigabit perdetik, sinyal ponsel tak terputus di lift super cepat dan petugas keamanan top. Nah, untuk mereka yang berkantung pas-pasan, masih ada kesempatan mencicipi kemewahan Burj Dubai. Gedung ini menyediakan ruang pandang di lantai 124. Ruang pandang ini buka setiap hari dari pukul 10.00 sampai pukul 22.00. Ruang pandang Burj Dubai ini menjanjikan pemandangan ke seluruh Dubai dan kawasan teluk sejauh 50 mil saat hari cerah. Naik ke ruang pandang ini tidak gratis, namun info harga tiketnya belum disediakan.

Beberapa fakta tentang Burj Dubai antara lain :

· Walaupun ketingginya dari 800 meter, namun lantai yang bisa di huni hanya sampai ketinggian 636 meter.

· Struktur beton yang menyangga Gedung Burj Dubai setinggi 574,4 meter.

· Burj Dubai mengoperasikan lift tertinggi dan tercepat di Dunia dengan kecepatan 60 Km/Jam atau16,7 meter perdetik.

· Luas lantai dasar Burj Dubai 334.000 meter persegi.

· Dengan taman 15 hektare disekelilingnyaArea parkir bawah tanah bisa menampung 3000 kendaraan.

· Beton yang digunakan untuk membangun gedung ini beratnya setara dengan sekitar 100.000 gajah dewasa.

· Kebutuhan air Burj Dubai memerlukan pasokan 15 juta galon air atau setara dengan 20 kolam renang standar olimpiade.

· Fasilitas pendingin setara dengan melelehkan 10.000 ton es setiap hari.

· Lampu yang dibutuhkan setara dengan 360.000 bohlam masing-masing 100 watt.

· Fasilitas Burj Dubai super lengkap. Ada 4 lantai yang khusus untuk sarana kebugaran dan wisata. ada klub cerutu. Restoran di Lantai 122 . Dilengkapi juga teropong tertinggi di dunia di lantai 124 pada ketinggian 442 meter plus layar digital untuk melihat pemandangan Kota Dubai .

· Burj Dubai memecahkan rekor sebagai struktur bangunan tertinggi di dunia. sebelumnya rekor ini dipegang KVLY-TV di Blanchard, North Dakota, AS. Gedung kebanggan dubai ini juga memecahkan rekor struktur bebas tertinggi. sebelumnya rekor ini dipegang CN Tower Toronto.

· Biaya untuk membangun Burj Dubai sekitar 4,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 40 triliun.

ref :

http://uchihajaka.blogspot.com/2010/01/15-fakta-tentang-burj-dubai-gedung.html http://hariansib.com/?p=105198