Cokro Manggilingan
“Cokro Manggilingan” sebuah filsafat Jawa
yang sangat dalam maknanya. untuk mencapai ketentraman lahir dan batin.
Secara fisik, Cokro (cakra) itu merupakan sebentuk lempengan bulat
bergerigi dan tajam seperti ujung pada panah para Pandhawa atau juga
kelengkapan senjata tokoh wayang raja Darawati “Sri Bathara Kresna”.
Sementara Manggilingan itu sendiri bermakna berputar atau perputaran.
Cokro Manggilingan ini menganalisa siklus hidup manusia, perputaran
masa, serta peralihan nasib manusia yang sangat sulit diprediksi.
Hidup
ini laksana Cokro yang berputar. Ia akan terus berputar dan hanya akan
terhenti apabila ada kehendak dari Tuhan Sang Pencipta. Terkadang kita
akan berada di bawah sehingga harus bersabar dan tawakal. Tapi
percayalah, pada saat yang tepat dengan usaha dan doa, bisa naik ke
tengah atau samping. Perputaran waktu dan nasib juga memungkinkan orang
yang berada di tengah dapat naik ke puncak. Akan tetapi, waspadalah bila
sudah di puncak, manusia setelah mendapat “lebih” sering kali lupa
diri, “aku” nya makin tinggi. Jangan sekali-kali merasa kuasa hingga
lupa diri dan takabur. Itu sebabnya para pinisepuh yang bijak
menambahkan nasehat: aja sok adigang-adigung-adiguna. Singkatnya: jangan
sok, mentang- mentang berkuasa lalu berbuat semaunya, lebih-lebih
mematikan rasa. Bila rasa dinihilkan, muncul sikap sok berkuasa, dan
akhirnya lahir tingkah laku yang tidak terkontrol (pethakilan). Kalau
sudah sampai taraf pethakilan, tinggal tunggu waktu kapan dirinya
terjerembab oleh tingkahnya sendiri.
Sama dengan air sebagai
bagian dari unsur makrokosmos, ia akan selalu mengalir dan berputar.
Lalu turun lagi ke bumi, mengalir kembali ke laut. Tidak mudah bagi air
untuk mengalir ke laut. Bisa saja mengalir pelan bahkan dibendung dalam
jangka waktu yang lama. Air juga dikonsumsi oleh manusia dalam sebuah
rotasi organis yang alamiah. Air adalah symbol kehidupan dan salah satu
lambang dari Cokro Manggilingan.
Sumber : buku Filsafat Jawa
terima kash ilmunya
BalasHapusKok gini doang..
BalasHapusTerima kasih...jadi mengerti.
BalasHapusmantap lurr recommended buat liburan dan bermain air
BalasHapusRental Mobil Jogja
Filsafatnya bagus
BalasHapusPerputaran nasip sebenarnya lebih di tentukan oleh lobi dan relasi,filosofi di atas sifatnya pasip,pasrah kehenak Tuhan padahal urusan di dunia manunia harus dan wajib memperjuangkannya.Kerena terjadi rekayasa sosial oleh penguasa yang seolah itu adalah takdir Tuhan,padahal keadaan yang tidak seimbang,kedalaman jurang antara si kaya dan miskin ini adalah hasil rekayasa sosial sebuah penguasa untuk mengekalkan posisinya
BalasHapusBetul sekali gan,sy sanfat setuju, ,!
HapusItulah kehidupan...direkayasa sprt apapun kalo Takdir Tuhan gak akan bs berubah... contoh org yg sudah terlanjur kaya....masih korupsi jg.. akhirnya masuk penjara jg
BalasHapusAda lagi contoh walaupun scr strara sosial terlihat sederhana tp kehidupan nya damai...srpt SEDULUR SIKEP
BalasHapus