Minggu, 28 November 2010

Mengasah Kapak

Disuatu waktu, adalah seorang pemotong kayu yang sangat kuat. Dia
melamar sebuah pekerjaan ke seorang pedagang kayu, dan dia
mendapatkannya. Gaji
dan kondisi kerja yang diterimanya sangat bagus. Karenanya sang
pemotong
kayu memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin. Sang majikan memberinya
sebuah
kapak dan menunjukkan area kerjanya. Hari pertama sang pemotong kayu
berhasil merobohkan 18 batang pohon. Sang majikan sangat terkesan dan
berkata, "Selamat, kerjakanlah seperti itu "

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan harinya sang
pemotong kayu bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil
merobohkan 15 batang pohon. Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi,
tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang
pohon.

Hari2 berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit. "Aku
mungkin telah kehilangan kekuatanku", pikir pemotong kayu itu. Dia
menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak mengerti
apa yang
terjadi. "Kapan saat terakhir anda mengasah kapak?" sang majikan
bertanya."Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya
sangat
sibuk mengapak pohon."

Catatan:
Kehidupan kita sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga
tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kapak. "Pada istilah
sekarang, setiap orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi lebih
tidak berbahagia
dari sebelumnya. Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya
untuk tetap tajam? Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras.
Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga
mengabaikan hal2
yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi,
menyediakan waktu untuk membaca, dlsb. Kita semua membutuhkan waktu
untuk relaks, untuk berpikir dan merenung, untuk belajar dan
bertumbuh. Bila
kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan
kehilangan efektifitas. Jadi mulailah dari sekarang, memikirkan cara
bekerja lebih
efektif dan menambahkan banyak nilai kedalamnya
"Mereka yang berhasil adalah yang mampu membuat pondasi yang kokoh dari batu
bata yang dilemparkan orang lain kepadanya"

Sumber : sarikata.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar