Jumat, 02 April 2010

Kuatnya Sebongkah Harapan

Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di kota ini. Ketika
sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual. Harta
mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah
ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun
telah tiada.

Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa
menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar.

Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang
istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di
alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih mengenal
masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya
yang tegar saat meladeni para pembeli.

Wahai ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?
"Harapan nak! Jangan kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia
pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena
harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak kan sempat
memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau kehilangan
harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia".



peace & love

Tidak ada komentar:

Posting Komentar