Minggu, 08 Juli 2012

Cokro Manggilingan

Cokro Manggilingan

“Cokro Manggilingan” sebuah filsafat Jawa yang sangat dalam maknanya. untuk mencapai ketentraman lahir dan batin. Secara fisik, Cokro (cakra) itu merupakan sebentuk lempengan bulat bergerigi dan tajam seperti ujung pada panah para Pandhawa atau juga kelengkapan senjata tokoh wayang raja Darawati “Sri Bathara Kresna”. Sementara Manggilingan itu sendiri bermakna berputar atau perputaran. Cokro Manggilingan ini menganalisa siklus hidup manusia, perputaran masa, serta peralihan nasib manusia yang sangat sulit diprediksi.

Hidup ini laksana Cokro yang berputar. Ia akan terus berputar dan hanya akan terhenti apabila ada kehendak dari Tuhan Sang Pencipta. Terkadang kita akan berada di bawah sehingga harus bersabar dan tawakal. Tapi percayalah, pada saat yang tepat dengan usaha dan doa, bisa naik ke tengah atau samping. Perputaran waktu dan nasib juga memungkinkan orang yang berada di tengah dapat naik ke puncak. Akan tetapi, waspadalah bila sudah di puncak, manusia setelah mendapat “lebih” sering kali lupa diri, “aku” nya makin tinggi. Jangan sekali-kali merasa kuasa hingga lupa diri dan takabur. Itu sebabnya para pinisepuh yang bijak menambahkan nasehat: aja sok adigang-adigung-adiguna. Singkatnya: jangan sok, mentang- mentang berkuasa lalu berbuat semaunya, lebih-lebih mematikan rasa. Bila rasa dinihilkan, muncul sikap sok berkuasa, dan akhirnya lahir tingkah laku yang tidak terkontrol (pethakilan). Kalau sudah sampai taraf pethakilan, tinggal tunggu waktu kapan dirinya terjerembab oleh tingkahnya sendiri.

Sama dengan air sebagai bagian dari unsur makrokosmos, ia akan selalu mengalir dan berputar. Lalu turun lagi ke bumi, mengalir kembali ke laut. Tidak mudah bagi air untuk mengalir ke laut. Bisa saja mengalir pelan bahkan dibendung dalam jangka waktu yang lama. Air juga dikonsumsi oleh manusia dalam sebuah rotasi organis yang alamiah. Air adalah symbol kehidupan dan salah satu lambang dari Cokro Manggilingan.

Sumber : buku Filsafat Jawa

9 komentar:

  1. mantap lurr recommended buat liburan dan bermain air
    Rental Mobil Jogja

    BalasHapus
  2. Perputaran nasip sebenarnya lebih di tentukan oleh lobi dan relasi,filosofi di atas sifatnya pasip,pasrah kehenak Tuhan padahal urusan di dunia manunia harus dan wajib memperjuangkannya.Kerena terjadi rekayasa sosial oleh penguasa yang seolah itu adalah takdir Tuhan,padahal keadaan yang tidak seimbang,kedalaman jurang antara si kaya dan miskin ini adalah hasil rekayasa sosial sebuah penguasa untuk mengekalkan posisinya

    BalasHapus
  3. Itulah kehidupan...direkayasa sprt apapun kalo Takdir Tuhan gak akan bs berubah... contoh org yg sudah terlanjur kaya....masih korupsi jg.. akhirnya masuk penjara jg

    BalasHapus
  4. Ada lagi contoh walaupun scr strara sosial terlihat sederhana tp kehidupan nya damai...srpt SEDULUR SIKEP

    BalasHapus